Pria yang paling sering menjelajah dunia akhinya pulang
ke kediamannya setelah 23 tahun bekelana mengelilingi setiap negara di
dunia. Mike Spencer Bown menghabiskan dua dekade terakhir mengelilingi
dunia dalam petualangan ke 195 negara di dunia.
Pria berusia 44
tahun asal Kanada tersebut merupakan wisatawan pertama yang berkunjung
ke kota yang bergejolak, Mogadishu di Somalia. Ia mengunjungi kampung
halaman Saddam Hussein saat berlangsungnya invasi Amerika Serikat di
Irak dan bahkan tinggal bersama suku pigmi di Republik Demokratik Kongo.
Namun Mike, dengan membawa ransel yang sama selama 23 tahun terakhir,
akhirnya melepas sepatu botnya di Kerry, Irlandia di mana ia berencana
untuk bersantai selama beberapa pekan sebelum terbang menuju rumah
ibunya di Calgary, Kanada.
Penjelajah dunia Mike Spencer
Bown (44) duduk di tengah gurun yang berada di Aljazair Selatan pada
Juni 2013. Selama bertahun-tahun Mike sudah mengunjungi Indonesia
sebanyak 20 kali, Mesir dua kali, India enam kali, Kamerun lima kali,
Peru dua kali, China tiga kali, Afrika belasan kali dan Thailand hampir
50 kali.
Mike berjongkok di atas batu
dekat sebuah danau di Pakistan, tempat ia pernah ditahan oleh CIA. Ia
melakukan perjalanan melintasi Afghanistan dengan mengendarai sepeda
motor dan menengguk anggur saat terjadi baku tembak dengan kelompok
Taliban.
Di Seoul, Mike mencoba
mengenakan pakaian tradisional Korea. Sebagian besar perjalanan ia lalui
dengan menumpang kendaraan orang lain dan mengatakan bahwa tidak
seperti kebanyakan penjelajah dunia lainnya ia menetap dan menikmati
aktivitas di semua negara yang kunjungi
Dalam gambar ini Mike bersama
rekannya sesama petualang bernama Molly dekat Danau Namtso, Tibet. Mike
sudah menjelajahi beberapa tempat paling terpencil, berbahaya dan
terindah di dunia. Dan ia melakukan semua hal tersebut bersama ransel
setianya yang ia bawa sejak pertama kali meninggalkan Kanada pada 1990.
Mike bersama beberapa rekannya
sesama petualang menggelar pesta dekat Danau Namtso, Tibet. Ia membantu
mendanai penjelajahannya melalui beragam bisnis termasuk bisnis perak di
Bali, ekspor furnitur dari pulau Jawa dan batu mulia dari Afrika. Mike
mengatakan: “Saya tidak pernah mengalami masalah keuangan. Saya
mengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Saya berkemah, menginap di
hotel yang murah, tinggal bersama warga lokal dan melakukan apa yang
mereka lakukan. Mudah mencari uang di negara dunia ketiga jika Anda tahu
caranya - jika Anda sudah cukup lama menetap di sana.
Mike berdiri di kawasan militer
Mongolia pada 2009. Meskipun mengunjungi beberapa tempat paling
berbahaya di dunia, Mike berhasil terhindar dari bahaya atau penyakit
berbahaya, tidak termasuk dua kali terserang malaria.
Dalam gambar ini Mike berfoto di
depan pohon Darah Naga (Dragon Blood tree) di Pulau Socotra, Yaman. Ia
merupakan wisatawan pertama yang mengunjungi kota bergejolak Mogadishu,
berkelana ke kampung halaman Saddam Hussein saat berlangsungnya invasi
Amerika Serikat di Irak dan bermain bersama suku pigmi di Kongo.
Pegunungan Altai di Mongolia
menjadi latar belakang yang sangat indah dalam gambar ini yang
menampilkan Mike bersama pemandu wisatanya. Selama 23 tahun melakukan
petualangan, Mike menaiki kereta luncur bersama warga lokal yang sedang
mabuk dari suku Yakuti di Rusia, tinggal bersama dukun di Mali dan
berkano dekat para harimau yang sedang terlelap di Bangladesh.
Mike berfoto bersama rekannya
sesama petualang Molly di Iran pada 2003. Ia sudah belasan kali harus
mengurus paspor. Mike mengakhiri petualangannya di Irlandia pada bulan
lalu di mana ia menghabiskan waktu selama beberapa pekan sebelum terbang
menuju ke rumah ibunya di Calgary, Kanada.
Mike sang penjelajah dunia
bersama seorang pemandu lokal saat berkunjung ke wilayah dataran tinggi
Papua Nugini. Ia akhirnya akan kembali pulang 23 tahun setelah mengawali
penjelajahannya ke seluruh dunia, mengunjungi semua negara di dunia
yang berjumlah 195 negara.
Para peziarah di Tibet membantu
menunjukkan jalan kepada pria asal Kanada tersebut. Selama melakukan
petualangan, Mike berhasil terhindar dari maut di wilayah pegunungan
Nepal dan senapan mesin pernah diarahkan ke wajahnya lebih dari sekali.
Selama 23 tahun melakukan
petualangan, Mike Spencer Bown melakukan kontak dengan beberapa hewan
paling berbahaya di dunia, termasuk gorila di Rwanda pada 2010. Ia juga
berkano melewati kawanan harimau yang sedang tertidur dan menaiki kereta
luncur rusa kutub.
Mike menikmati pemandangan
bersama seorang rekannya saat melakukan petualangan di Pakistan. Mike
juga pernah tinggal bersama suku pigmi Bambuti di Republik Demokratik
Kongo, berburu antelop (sejenis rusa) dan menghindari pemberontak Hutu.
Meskipun nyaris tertimpa marabahaya, Mike mengatakan ia tidak pernah
berencana mencari bahaya.
Ia pernah mengunjungi jalan raya
Karakoram, jalan raya lintas negera beraspal tertinggi di dunia yang
menghubungkan China dan Pakistan, dan ia melakukan semua petualangan
bersama ransel setianya yang ia bawa sejak pertama kali meninggalkan
Kanada pada 1990.
Saat melakukan perjalanan, Mike
berkesempatan menaiki kereta luncur rusa kutub di Rusia. Ia mengatakan
bahwa ia mengambil risiko yang sudah diperhitungkan, dan sering kali ia
berkemah atau menginap di hotel dengan biaya yang murah. Ia juga tinggal
bersama warga lokal di sejumlah negera di dunia.
Foto ini diambil saat Mike
berkunjung untuk kedua kalinya ke Machu Pichu. Ia mengatakan bahwa ia
berhasil melakukan petualangan selama 23 tahun dengan berhemat. Ia
membuang jauh-jauh bayangan untuk berlibur dan memutuskan untuk tinggal
bersama warga lokal, yang membedakannya dari para petualang lainnya.
Mike tinggal bersama suku pigmi
Bambuti di Republik Demokratik Kongo, dan gambar ini diambil saat
melakukan pembukaan lahan di hutan. Petualangan yang ia lakukan berhasil
mensejajarkan namanya dengan 300 orang lain yang berhasil menjelajahi
195 negara di seluruh dunia.
Warga suku Huli Wigmen di Tari
Highlands (Dataran Tinggi Tari), Papua Nugini, mengajak mampir Mike si
petualang ke rumah mereka saat ia melakukan perjalanan. Mike pertama
kali berpikir untuk mengunjungi setiap negara di dunia saat ia berusia
21 tahun, dan sejak saat itu ia sudah mengunjungi sejumlah negara hampir
50 kali.
Mike mengunjungi sejumlah tempat
paling berbahaya di dunia. Ia mengatakan momen yang paling berkesan
bagi dirinya adalah saat mengunjungi ibu kota paling berbahaya di dunia,
Mogadishu, pada 2010, dalam mencari sejumlah pantai yang konon
dikatakan sebagai yang terindah di dunia. Petugas imigrasi Somalia
mengira Mike seorang mata-mata sebelum akhirnya ia berhasil meyakini
mereka bahwa ia hanya seorang wisatawan.
Mike berfoto bersama warga suku
Yakuti di Yakutsk, wilayah kutub utara Rusia. Ia mengakhiri
petualangannya di Irlandia bulan lalu di mana ia menghabiskan waktu
beberapa pekan untuk bersantai sebelum kembali ke Calgary, Kanada.
Mike mengunjungi sebuah tempat
suci umat Islam di Teheran, Iran pada 2003. Selama melakukan
petualangan, Mike berhasil terhindar dari maut di wilayah pegunungan
Nepal dan senapan mesin pernah diarahkan ke wajahnya lebih dari sekali.
Kini ia sudah selesai bertualang, setidaknya untuk sementara waktu.
Gambar ini diambil saat Mike
melakukan perjalanan di Kyrgyzstan. Ia tetap dalam keadaan sehat selama
bertualang, namun pernah dua kali menderita malaria dan sekali terserang
herpes saat berada di Asia Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar