Selasa, 18 Februari 2014

Bukit Pasir Ini Bergerak Tanpa Henti, Menelan Hutan dan Perumahan

Bukit Pasir raksasa Pyla, terletak 60 km dari Bordeaux di daerah Arcachon Bay, Perancis, dan menjadi bukit pasir tertinggi di Eropa. Juga dikenal dengan nama Great Dune of Pilat, gundukan pasir yang sangat besar ini - dengan lebar 500 meter, panjang 3 km dan menjulang hingga ketinggian 107 meter di atas permukaan laut. 
Karena keindahan dan lokasinya yang tak terduga, bukit pasir ini adalah tujuan wisata yang terkenal dengan lebih dari satu juta pengunjung per tahun.
Menariknya, bukit pasir yang bergerak tanpa henti ke arah daratan, perlahan-lahan menutupi hutan, rumah, jalan dan bahkan bagian dari Tembok Atlantik. 
Laju gerakan bukit pasir ini diskontinyu, kadang-kadang bergerak cepat (10 meter dalam setahun) dan kadang-kadang sangat lambat (kurang dari satu meter). 
Selama 57 tahun terakhir, bukit pasir ini telah bergerak sekitar 280 meter an. Jadi rata rata pergerakan tahunannya sekitar 4,9 meter per tahun.
Migrasi dari bukit pasir raksasa seberat 60 juta ton ini telah menutupi hampir dua puluh properti pribadi, dan setiap tahun pasir di lereng timur menutupi 8000 meter persegi hutan pinus di sekitarnya. 
Pada bagian Timur Laut bukit pasir, terdapat jalan yang tertutup oleh gundukan pasir setelah terjadinya longsor pasir di tahun 1987, dan tertutup sepenuhnya pada tahun 1991. 
Sebuah rumah yang terkubur oleh gundukan pasir diberitakan dalam surat kabar terbitan 19 September 1936. Di Timur Selatan bukit pasir, keluarga Bordeaux telah memutuskan untuk memiliki sebuah villa yang dibangun pada tahun 1928. 
Dua tahun kemudian, pasir mulai menyerang rumah dan pada tahun 1936, rumah itu telah sepenuhnya hilang terkubur oleh pasir.
Pergerakan bukit pasir ini disebabkan oleh angin laut. Oleh karena itu di sisi yang menghadap ke laut memiliki lereng yang lembut sedang di sisi sebaliknya (yang menghadap ke hutan) kasar dan curam. Untuk pengunjung yang atletik, mendaki lereng ini merupakan tantangan nyata. 
Untuk yang lain, tersedia tangga yang membuat pendakian sedikit lebih mudah. Di bagian atas, pemandangan spektakuler dari pantai laut, hutan pinus yang luas dari Les Landes dan, ketika cuaca cerah, terlihat barisan pegunungan Pyrennees

Minggu, 02 Februari 2014

Keindahan Laba - Laba Saat Tertangkap Kamera


















Keindahan Dubai Dari Langit

Dubai berkabut pada malam yang penuh warna yang direkam Daniel Cheong ini memberikan sudut pandang unik terhadap kota dengan perkembangan paling cepat di Uni Emirat Arab ini. Cheong memfotonya dari gedung-gedung tinggi dan helikopter untuk menangkap pemandangan mengagumkan kota ini dan membuatnya seakan hidup.

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

'Rooftopping' in Dubai

Rabu, 08 Januari 2014

Temuan Klise Singkap Ekspedisi Antartika 100 Tahun Lalu



Penemuan klise berusia hampir 100 tahun di dalam sebuah pondok di Antartika menyingkap pemandangan unik terhadap beberapa penjelajah pemberani di era itu.

Penemuan luar biasa tersebut adalah bagian dari proyek konservasi besar untuk situs-situs ekspedisi bersejarah di Antartika oleh Antarctic Heritage Trust yang berbasis di Selandia Baru. Yayasan itulah yang menemukan klise-klise tersebut.

“Kami sangat gembira bisa menemukannya,” kata Nigel Watson, direktur eksekutif Antarctic Heritage Trust kepada Yahoo News melalui telepon. "Bahwa kami dapat memperlihatkan sekilas orang-orang dan tempat yang masih dapat dikenali sampai hari ini adalah hal yang luar biasa."

22 Klise yang disimpan secara hati-hati tersebut menyingkap gambar-gambar dari sebuah tim pendukung kecil, termasuk seorang fotografer, seorang ilmuwan, dan delapan orang lainnya.

Antarctic Heritage Trust yakin bahwa foto-foto itu berasal dari Ross Sea Party, yang diberikan tugas penting untuk mendirikan depot suplai bagi Imperial Trans-Antarctic Expedition oleh Sir Ernest Shackleton pada 1914-1917.

Ross Sea Party, yang mendarat di Pulau Ross pada Januari 1915, terpaksa tinggal di Cape Evans Hut milik Captain Scott, setelah terdampar akibat kapal mereka Aurora terbawa angin ke laut. Kapal itu kembali dua tahun kemudian, namun memakan tiga orang tewas. Pondok itu kemudian ditutup, mengakhiri bab eksplorasi Antartika.

Perjalanan yang kurang diketahui orang-orang ini dilakukan setelah ekspedisi Robert Falcon Scott yang terkenal pada 1910-1913 ke Kutub Selatan. Ketika Scott dan krunya meninggal karena kelaparan saat perjalanan pulang, menurut Imaging-Resource.com.

Proses penemuan dari lebih dari 10 ribu objek dari pondok tersebut mencakup harta karun foto.

Klise-klise itu, beku dalam satu balok es, pada awalnya terlihat seperti sekadar “dompet tua berjamur,” kata Watson. Sekarang setelah dipulihkan, “Ini adalah penemuan yang langka,” katanya. “Penemuan itu memberikan lapisan sejarah baru dan intrik serta ketertarikan.”